Showing posts with label Prosa. Show all posts
Showing posts with label Prosa. Show all posts

Jika Perempuan Berkata

Jika Perempuan Berkata - Jika perempuan berkata tidak apa-apa, terkadang di dalam hatinya ada apa-apa. Berusaha menyembunyikannya.

Jika perempuan berkata tidak masalah, terkadang di dalam dirinya ada sebuah masalah. Berusaha menyembunyikannya.

Jika perempuan berkata jangan perdulikan aku, ter-kadang dirinya ingin diperdulikan. Berusaha menyembunyikannya.

Jika perempuan berkata biarkan aku sendiri, terkadang ia ingin ditemani. Berusaha menyembunyikannya.

Perempuan, hatinya lebih dalam dari samudra.

Perempuan, ia menyimpan rahasia dalam diam.

Perempuan, ia membuka rahasia lewat tangisan.

Dan perempuan, ketika masalah datang, ia membutuhkan sandaran.

Perempuan, ketika masalahnya datang terkadang ia butuh seseorang yang mau mendengarkannya. Mendengarkan cerita-nya dan mendengarkan masalahnya.

Terkadang begitulah perempuan. Seorang mahluk yang tercipta sangat unik di bumi ini.

***

Menunggu dan Ditunggu



Hujan deras di luar sana membuatku mengingat sesuatu yang telah lama berlalu. Sekisah masa lalu yang tak akan pernah aku melupakannya. Kisahnya sederhana, saat umurku masih sepuluh tahun aku sering dipanggil gadis kecil yang cantik. Ibu dan Ayah selalu menilaiku begitu. Ibu dan Ayah sangat pandai membuat pipiku berubah menjadi merah tomat.
Kini, usiaku sudah tak seperti dulu, memasuki umur 20 tahun. 20 tahun, sebuah bilangan umur yang dialami banyak perempuan sepertiku. 20 tahun, sebuah bilangan umur yang menyimpan perasaan rindu pada seseorang yang akan menjemputnya. Menjemput untuk menjadi bidadari dunia dan akhiratnya.
Bayangan itu hilang ketika Ibu mendekatiku.
Kamu sudah bisa menentukan, Nak. Ibu akan mengajarkanmu satu hal,
Apa itu, Bu?
Jadilah wanita yang ditunggu, bukan wanita yang menunggu,
Maksudnya, Bu?
Kelak akan ada seseorang yang datang untuk mengambilmu dari Ayah dan Ibu. Ketika hal itu terjadi, tentu saja Ibu akan mengikhlaskan. Tapi Ibu tak mau kamu menjadi wanita yang menunggu. Ibu ingin agar kamu menjadi wanita yang ditunggu oleh seseorang yang akan meminta izin kepada Ayah dan Ibu,
Kau tahu? Ibu meneruskan sembari mengusap kelapaku. Hakikat wanita itu ditunggu, bukan menunggu. Biarkanlah para laki-laki yang menunggumu atau tidak sama sekali. Karena hakikat laki-laki memang suka menunggu. Mungkin diluar sana, ada seorang laki-laki yang telah mempersiapkan segalanya untuk mengambilmu dari Ayah dan Ibu. Dan sekarang, laki-laki itu sedang menunggu kesempatan dan waktu yang tepat,
Biarkanlah laki-laki itu menunggu. Dan kamu tak perlu menunggunya, sebab Ibu ingin agar kau menjadi seorang wanita yang ditunggu.
Aku berpikir keras mendengarkan penjelasan Ibu. Ibu benar-benar memberikanku pelajaran yang rumit hari ini. Menunggu, ditunggu dan apapun itu. Aku belum bisa menerjemahkannya dalam kata-kata.
Aku sayang Ibu Hanya itu yang bisa aku ucapkan.
Terputuslah percakapan ini. Menjadi hening. Terdiam lama dalam pangkuan Ibu.

Merindukan Dia



Merindukan dia. Seperti kerinduan rintik hujan yang jatuh cinta kepada bumi. Setiap tetesnya menyuburkan. Setiap tetesnya menyuburkan tanah yang gersang.
Merindukan dia. Seperti kerinduan bintang yang jatuh cinta kepada bulan. Setiap terangnya bintang mencahayakan. Setiap pancaran cahaya bintang membuat yang dicinta menjadi lebih benderang.
Merindukan dia. Seperti kerinduan malam yang jatuh cinta kepada fajar. Setiap penantian malam selalu menggetarkan. Setiap pertemuan keduanya melahirkan keindahan.
Merindukan dia. Seperti kerinduan langkah yang jatuh cinta kepada perjalanan. Seperti ingin mengungkit kenangan. Seperti indahnya langkah dalam setiap perjalanan.
Merindukan dia. Seperti kerinduan pelangi yang jatuh cinta kepada warna. Setiap deretan warna memberikan keindahan. Setiap deretan warna membawa kebahagiaan.
Merindukan dia. Seperti kerinduan kejora yang jatuh cinta kepada pagi. Setiap hari berharap bisa menemukan pagi. Setiap hari selalu mengharapkan bertemu pagi.
Merindukan dia. Seperti kerinduan angin yang jatuh cinta kepada udara. Setiap hembusannya membuat kesejukan. Setiap pertemuan keduanya mendatangkan kebahagiaan.
Merindukan dia. Seperti kerinduan akar yang jatuh cinta kepada daun. Setiap kerinduan membawa kekuatan. Setiap kerinduan mempengaruhi ikatan yang saling menguatkan. Meski tak bisa bertemu tetap saling memperdulikan, bukan?
Merindukan dia yang masih dirahasiakan-Nya.

Mau Menikah?

Siapa sih yang tidak ingin menyegerakan ibadah ini; menikah. Tentu saja menikah adalah ibadah yang paling rahasia kapan dan siapa yang k...